Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, March 22, 2007

RIBUAN BATANG KAYU ILEGAL DISITA

UPAYA PEMERINTAH UNTUK MEMBERANTAS PEMBALAKAN ILEGAL ATAU ILEGAL LOGGING TERUS DILAKUKAN// TERMASUK DI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH/ TELAH MENYITA RIBUAN BATANG KAYU ILEGAL YANG MERUPAKAN HASIL PEMBALAKAN LIAR DI SEJUMLAH HUTAN YANG ADA DI KABUPATEN BANGGAI// KAYU-KAYU SITAAN INI DITANGKAP DALAM BEBERAPA KALI RAZIA YANG DILAKUKAN APARAT POLISI KEHUTANAN// RENCANANYA KAYU INI AKAN DILELANG AKHIR BULAN MARET//

ONGGOKAN RIBUAN BATANG KAYU SITAAN INI HAMPIR MEMENUHI HALAMAN KANTOR DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BANGGAI// KAYU-KAYU TAK BERTUAN INI SEDANG MENUNGGU WAKTU DILAKUKANNYA LELANG TERBUKA BILA SAMPAI AKHIR MARET TERNYATA TAK SATUPUN ORANG YANG MENGAKUI SEBAGAI PEMILIK//

MENURUT KEPALA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BANGGAI/ ABDUL DJALAL KAYU-KAYU SITAAN INI DITANGKAP DALAM BEBERAPA KALI RANGKAIAN RAZIA INI HUTAN-HUTAN YANG TERSEBAR PADA TIGA KECAMATAN ANTARA LAIN KECAMATAN LAMALA/ KECAMATAN BUALEMO DAN KECAMATAN BALANTAK// AKSI PEMBALAKAN LIAR INI KEBANYAKAN DILAKUKAN OLEH WARGA PEDESAAN//

===========================================================
WWCR : ABDUL DJALAL/ KEPALA DINAS KEHUTANAN KAB. BANGGAI
===========================================================

DARI RAZIA YANG DILAKUKAN SEPANJANG BULAN FEBRUARI LALU/ APARAT KEHUTANAN MENGAMANKAN 1.934 BATANG KAYU//
KEBANYAKAN KAYU YANG DIBALAK ADALAH JENIS NYATOH/ TAPI-TAPI/ MALAPOGA/ LASI DAN MERANTI//

NAMUN DALAM UPAYA MEMBERANTAS ILLEGAL LOGGING/ DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BANGGAI MENGHADAPI SEJUMLAH KENDALA SEPERTI KURANGNYA PERSONIL POLISI KEHUTANAN// SAAT DINAS KEHUTANAN HANYA MEMILIKI 20 PERSONIL POLISI KEHUTANAN// SEYOGYANYA POLISI KEHUTANAN SEBANYAK 200 ORANG UNTUK MENJAGA DAN MENGAWASI AREAL HUTAN YANG LUAS//

Baca Selengkapnya..

Monday, March 19, 2007

: PULUHAN SENJATA POLISI BERMASALAH DISITA

MENYUSUL INSIDEN BERDARAH DI POLWILTABES SEMARANG/
POLRES TOLITOLI SULAWESI TENGAH MENERTIBKAN SENJATA API YANG ADA DI TANGAN SEJUMLAH ANGGOTANYA// POLRES TOLITOLI MENEMUKAN PULUHAN SENPI YANG BERMASALAH// SENPI-SENPI ITU LANGSUNG DIAMANKAN SAMBIL MENUNGGU PROSES ADMINISTRASINYA SELESAI


PEMERIKSAAN DAN PENERTIBAN SENJATA API MILIK ANGGOTA
POLISI DI POLRES TOLITOLI INI/ DILAKUKAN KARENA
SEBELUMNYA PIHAK P3D POLRES TOLITOLI MENYITA 2 PUCUK
SENPI KARENA PEMILIK SENPI ITU SEDANG BERMASALAH
DENGAN ISTRINYA//

ATAS TEMUAN INI/ PIHAK P3D KEMUDIAN MELAKUKAN
PEMERIKSAAN TERHADAP SELURUH SENJATA API YANG ADA DI
TANGAN ANGGOTA POLISI DI POLRES TOLITOLI//

HASILNYA/ DARI 108 SENPI/ 32 PUCUK BERMASALAH/ KARENA
SURAT IJINNYA SUDAH KADALUARSA// PIHAK P3D KINI MASIH
MELAKUKAN PEMERIKSAN TERHADAP SEJUMLAH ANGGOTA POLISI
YANG MEMILIKI SENPI NAMUN TERSANDUNG MASALAH
ADMINISTRASI//

KAPOLRES TOLITOLI/ AKBP NOUROL FALAH MENGAKUI/
PENERTIBAN SENPI ITU UNTUK MENGANTISIPASI MUNCULNYA
TINDAKANYANG TIDAK DIINGINKAN YANG DILAKUKAN OLEH
ANGGOTA KEPOLISIAN// PEMERIKSAAN INI JUGA BERKAITAN
DENGAN INSIDEN YANG TERJADI DI POLWILTABES SEMARANG/

------------------------------------------------------------------------------
WWC : KAPOLRES TOLITOLI : AKBP NURULFALAH
------------------------------------------------------------------------------

Baca Selengkapnya..

Thursday, March 15, 2007

Diduga Berselingkuh, Kades Sakumpanue Ditikam

Info Donggala- Karena dibakar api cemburu, Rukmi nekat menikam Anhar, suaminya sendiri yang juga Kepala Desa Sakumpanue, Rabu (14/3) kemarin sekitar pukul 13.30 wita di sebuah warung di Dusun Baturoko, Desa Lalombi, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Esoknya (Kamis, 15/3)-red) Rukmi langsung mendatangi Mapolsek Banawa untuk menyerahkan diri.

Di hadapan petugas, pelaku mengaku menikam suaminya karena cemburu melihat suaminya sedang bermesraan dengan wanita lain yang diketahui bernama Wati, anak dari pemilik warung tersebut.

Pelaku mengaku menikam suaminya dengan menggunakan senjata tajam jenis badik sebanyak satu kali di bagian perut hingga korban mengalami luka yang cukup serius.
Rukmi mengatakan, informasi perselingkuhan yang melibatkan suaminya itu didapat dari informasi warga setempat. Penasaran, pelaku akhirnya mengikuti suaminya saat ingin berangkat kerja dan ternyata informasi itu benar, ia melihat suaminya sedang berduaan dengan wanita lain di warung tersebut. Tanpa tegur sapa, pelaku langsung menikam suaminya.

Meski pelaku menyesal, namun perbuatannya itu diakui cukup puas karena telah melampiaskan rasa sakit hatinya terhadap suaminya yang diduga berselingkuh dengan wanita lain.

Namun berita perselingkuhan itu dibantah suaminya.
Anhar kepada sejumlah wartawan di Mapolsek Banawa, Kamis (15/3) mengaku tidak punya hubungan khusus dengan anak pemilik warung tersebut. “Saya tidak punya hubungan khusus dengan wanita itu, hanya sebatas teman dan sudah dianggap keluarga karena warung itu tempat mangkal saya, tutur Anhar serius.

Sementara itu, Kapolsek Banawa, IPTU Andi Mappaimang, insiden itu dilatarbelakangi oleh faktor kecemburuan seperti keterangan yang diungkapkan pelaku.

Menurut Kapolsek, atas perbuatannya pelaku dijerat pasal 351 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat. Bersama pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebilah badik yang digunakan menikam. Hingga kini pelaku masih diamankan di Mapolsek Banawa untuk selanjutnya diproses lebih lanjut.(ch)

Dinkes Sulteng Gelar Pertemuan Pembahasan Renops 2008 DHS-1 ADB
Info Palu- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tengah selama dua hari sejak Kamis hingga Jum’at (15-16/3) mengadakan pertemuan pembahasan rencana operasional kegiatan 2007 dan perencanaan tahun 2008 DHS-1 ADB provinsi Sulteng.

Pertemuan yang bertempat di Restoran Kembang Joyo ini diikuti 72 peserta dari Dinkes kabupaten/kota, yang masing-masing mengutus lima orang, plus Dinkes provinsi Sulteng.

Menurut panitia pelaksana, kegiatan ini bertujuan khusus untuk tercapainya kesamaan pemahaman dalam pengelolaan, pelaksanaan kegiatan program DHS-1 ADB Sulteng 2007, tercapainya kesepakatan rencana operasional/kegiatan 2007 tingkat provinsi, kabupaten/kota.

Selain itu, tujuannya juga untuk tercapainya kesepakatan tentang system pencatatan/pelaporan program dan tersusunnya rencana untuk kegiatan program tahun 2008 mendatang.

Pertemuan ini menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya, Sutrisno SKM MKes (Kasubdin Program & PSK Dinkes Sulteng), Drs Adi Sudibyo (Kepala Seksi Perbendaharaan I KPPN Palu), Wayan Apriani SKM M Epid (fasilitator surveilans), dr Kartini Binol MPH (konsultan DHS-1 ADB Sulteng), dr Herman Fery Baan M Kes (Kasi Kesga Ibu & anak Dinkes Sulteng).

Pertemuan yang dibuka langsung Kadis Kesehatan Sulteng, dr Abdullah DHSM ini rencananya juga akan ditutup mantan Kadis Kesehatan Kota Palu itu.

Baca Selengkapnya..

WARGA BUOL REBUTAN LAHAN DI TEPI PANTAI

RIBUAN WARGA SEJAK DUA PEKAN TERAKHIR MEMADATI PANTAI MATINAN DI KECAMATAN GADUNG/ KABUPATEN BUOL/ SULAWESI TENGAH// WARGA BEREBUTAN MENDULANG PASIR PANTAI YANG DITENGGARAI MEMILIKI KANDUNGAN EMAS// MENGHINDARI PERTIKAIAN MENDAPATKAN LAHAN MENDULANG/ WARGA MEMINTA APARAT SEGERA TURUN TANGAN UNTUK MELAKUKAN PENGAWASAN//

SEJAK DUA PEKAN TERAKHIR/ PESISIR PANTAI DESA MATINAN/ DIPADATI WARGA YANG BEREBUTAN MENDULANG PASIR UNTUK MENDAPATKAN EMAS// WARGA YANG MENDULANG EMAS DI PANTAI MATINAN TIDAK SAJA BERASAL DARI WARGA SETEMPAT/ TAPI WARGA DARI WILAYAH TETANGGA PUN IKUT MENDULANG PASIR PANTAI DENGAN HARAPAN MENDAPATKAN EMAS//

KETERTARIKAN WARGA MENDULANG EMAS DI PANTAI MATINAN/ LANTARAN INGIN SAMA SEPERTI SUDUR (445 TAHUN)/ NELAYAN SETEMPAT YANG MENDAPATKAN EMAS SETELAH MENDULANG PASIR DI PANTAI MATINAN// SUDUR MENGAKUI/ IA MENDULANG EMAS KARENA DORONGAN MIMPI YANG DIALAMINYA// DALAM MIMPI IA AKAN DIBERIKAN SESUATU REZEKI JIKA USAI MENGERJAKAN PERINTAH DI PANTAI MATINAN//
===========
WWC 2: SUDUR / NELAYAN (PAKE KAOS PUTIH)
============

AWALNYA WARGA TIDAK MENGHIRAUKAN APA YANG DILAKUKAN SUDUR// NAMUN KETIKA SUDUR MENDAPATKAN EMAS DARI MENDULANG/ AKHIRNYA WARGA BEREBUTAN MENUJU PANTAI UNTUK MENDULANG// HASILNYA/ SEHARI WARGA RATA-RATA MENDAPATKAN 1 GRAM HINGGA EMPAT GRAM// BAHKAN/ SALAH SATU WARGA SAAT MENDULANG MENDAPATKAN MATA UANG KONO TAHUN 1826//
============
WWC 1: MURNI / WARGA
===========

INFORMASI ADANYA KANDUNGAN EMAS DI PANTAI MATINAN/ MENGUNDANG KETERTARIKAN WARGA LAINNYA// WARGA PUN DATANG KE PANTAI UNTUK MENDULANG EMAS// WARGA YANG SEBELUMNYA SEBAGAI NELAYAN/ SAAT INI SEBAGIAN BESAR BERALIH MENJADI PENAMBANG TRADISONAL// AKIBAT BANYAKNYA WARGA INGIN MENDULANG/ SERINGKALI TERJADI KERIBUTAN DALAM SOAL PENCAPLOKAN LAHAN// OLEHNYA ITU/ WARGA MEMINTA PARAT SEGERA MELAKUKAN PENGAWASAN SEHINGGA TIDAK TERJADI PERTIKAIAN DALAM MEREBUT LAHAN MENAMBANG//
=============
WWC 3: SASRUDIN ? WARGA / TIDAK PAKE BAJU
============

DALAM MENDULANG EMAS DI PANTAI MATINAN/ WARGA MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA// BAHKAN/ DIANTARANYA MENGGUNAKAN TUDUNG SAJI UNTUK MENYARING PASIR//

Baca Selengkapnya..

Tuesday, March 13, 2007

WARTAWAN HARIAN DIPUKUL SOPIR PEJABAT

AKSI PEMUKULAN TERHADAP WARTAWAN KEMBALI TERJADI KALI INI SEORANG WARTAWAN SEBUAH SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PALU HARUS MENERIMA BOGEM MENTAH SEORANG SOPIR DI LINGKUNGAN KANTOR GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SEORANG WARTAWAN AGUS MANGGONA WAKIL PEMIMPIN REDAKSI HARIAN NUANSA POS,TANPA DISANGKA-SANGKA MENERIMA PUKULAN YANG DILANCARKAN SEORANG SOPIR DI LINGKUNGAN KANTOR GUBERNUR SULAWESI TENGAH SENIN SIANG 12 MARET

KEJADIAN INI LANGSUNG MEMBUAT SUASANA DI KANTOR GUBERNUR RAMAI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KANTOR GUBERNUR TURUN UNTUK MELERAI SEDANGKAN PULUHAN WARTAWAN YANG SEHARI-HARI MANGKAL DI KANTOR GUBERNUR TAK MENERIMA AKSI SANG SOPIR MEREKA LALU BERUSAHA MENGEJAR DAN MEMUKULI SOPIR TERSEBUT

AKSI PEMUKULAN YANG DIDUGA BERKAITAN DENGAN PEMBERITAAN INI BERKAITAN SEKRETARIS PROVINSI SULAWESI TENGAH YANG DILANSIR MEDIA TERSEBUT,DIDUGA SANG SOPIR TIDAK MENERIMA ISI PEMBERITAAN YANG DINILAI MENUYUDUTKAN PIMPINANNYA

PERISTIWA PEMUKULAN WARTAWAN INI LANGSUNG DILAPORKAN KE POLRES PALU KINI POLISI MASIH MENYELIDIKI KASUS INI DAN MEMERIKSA KORBAN MAUPUN SAKSI-SAKSI

Baca Selengkapnya..

Saturday, March 10, 2007

POLISI HUTAN TANGKAP RIBUAN BATANG KAYU

aparat satuan polisi hutan dinas kehutanan kabupaten
banggai sulawesi tengah, menangkap ratusan kubik kayu
ilegal di tengah hutan wisata salodik, kecamatan
luwuk, namun/aparat gagak menangkap pemilik kayu
ilegal ini karena melarikan diri, kini ratusan kubik
kayu ilegal diamankan di pos polisi hutan di salodik

penangkapan ribuan penggal kayu ilegal ini bermula
dari operasi yang dilakukan aparat polisi kehutanan
kabupaten banggai menyusul maraknya praktik ilegal
logging di kabupaten banggai, saat berpatroli/ aparat
menerima informasi adanya pencurian kayu di hutan
wisata salodik/sekitar 30 kilometer dari luwuk/ibukota
kabupaten banggai

dengan melalui perjalanan berliku dan mendaki/aparat
akhirnya menemukan onggokan kayu ilegal ini di tengah
hutan, aparat langsung mengangkut kayu-kayu ini ke
jalan menuju pos polisi hutan terdekat

menurut kepala bidang perlindungan hutan dinas
kehutanan kabupten banggai sulawesi tengah jhon daud
lasiki aksi pembalakan liar ini kebanyakan dilakukan
oleh warga pedesaan

wilayah kecamatan yang marak terjadi ilegal logging
antara lain di kecamatan lamala dan kecamatan
balantak

dari razia yang dilakukan sepanjang bulan februari
lalu aparat kehutanan mengamankan 1.934 batang kayu
kebanyakan kayu yang dibalak adalah jenis nyatoh
tapi-tapi/ malapoga/ lasi dan meranti.

hingga kini belum diketahui siapa pemilik kayu kelas
satu ini/karena saat ditangkap pemilik kayu telah
melarikan diri, pihak dinas kehutanan sendiri telah
mengumumkan kepada warga namun tidak ada yang mau
mengakui sebagai pemiliknya

jika hingga akhir maret 2007 ini tidak ada pihak yang
mengaku sebagai pemilik kayu ini, dinas kehutanan akan
melelang kayu-kayu ini

Baca Selengkapnya..

GELANDANGAN DITEMUKAN TEWAS MEMBUSUK

sesosok mayat yang diketahui sebagai gelandangan ditemukan tewas mengenaskan di halaman belakang kampus fakultas agama islam universitas muhammadiyah palu rebu pagi penemuan mayat ini kontan membuat mahasiswa dan dosen di kampus unismuh ini kaget korban diduga dibunuh sekitar sepekan lalu

dengan kondisi tubuh yang sudah membengkak dan berwarna hitam hampir semua bagian tubuh gelandangan ini dikerumuni dengan belatung bahkan lengan kirinya tinggal tulang

polisi yang mendapat laporan dari warga langsung mendatangi tkp dan melakukan identifikasi sejumlah perlengkapan atau bawaan korban ditemukan di sekitar mayat yang sudah membusuk ini polisi menemukan gagang palu dan beberapa potongan tulang

menurut salemba baniyah dosen di unismuh mayat gelandangan yang tidak diketahui namanya ini ditemukan sekitar pukul sembilan pagi lalu dilaporkan ke polisi


setelah tim dokkes polda sulawesi tengah berusaha mengindentifikasi mayat kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat lalu dibawa ke ambulan untuk kemudian dibawa ke rumah sakit bhayangkara polda sulawesi tengah

hingga kini polisi belum bisa memastikan motif dari penemuan mayat ini polisi masih terus mencari informasi soal korban

Baca Selengkapnya..

Friday, March 9, 2007

PASCA RUSUH, BANGKEP MASIH LUMPUH

dua hari pasca bentrokan warga dan polisi/aktifitas
pemerintahan di kabupaten banggai kepulauan sulawesi
tengah hingga jumat siang/ masih lumpuh, kantor
bupati dan sejumlah kantor pemerintahan masih
disegel, sementara/satu korban tewas, jumat pagi
tadi/dimakamkan

belum dibukanya kantor-kantor yang disegel ini
mengakibatkan para pegawai memilih tinggal di rumah
dan enggan menuju ke kantor, akibatnya aktifitas warga
jadi terganggu, berbeda sebelum bentrokan aparat
dengan massa lalu, warga melakukan aktifitas
sebagaimana biasanya, khususnya di pasar tradisional
hingga jumat siang aktifitas warga di pasar
tradisional banggai masih sepi, warga masih kuatir
bentrokan susulan bakal terjadi lagi

sementara itu untuk mengantisipasi terjadinya aksi
bentrokan susulan pihak kepolisian sedikitnya
menurunkan personil dua ssk personil polri bantuan
ini didatangkan dari polres banggai, polres morowali
dan brimob polda sulawesi tengah, selain penjagaan di
polsek banggai, penempatan anggota polri ini dilakukan
pada lokasi-lokasi yang dianggap rawan

kapolres banggai kepulauan akbp muhammad nazli
mengatakan kondisi banggai sudah kondusif aktifitas
warga sudah berjalan seperti biasanya penempatan
sejumlah personil dilakukan untuk menjaga situasi yang
sudah kondusif

sementara itu jenazah ilham (25), jumat pagi
dimakamkan di pekuburan umum kelurahan lompio
kecamatan banggai ratusan warga mengantar jenazah ke
pekuburan ilham salah satu dari empat korban tewas
akibat bentrokan dengan aparat rabu sore korban
tewas dalam perjalanan ke rumah sakit umum daerah
luwuk

Baca Selengkapnya..

PERKANTORAN DI BANGKEP DISEGEL WARGA, 4 TEWAS TERKENA TEMBAKAN

perkantoran di kabupaten banggai kepulauan sulawesi tengah dalam sepekan ini lumpuh total ribuan warga yang melakukan aksi penyegelan/ menolak pemindahan ibukota kabupaten dari kota banggai ke kota salakan padahal pemindahan ibukota tersebut merupakan tuntutan dari undang-undang no 15 tahun 1999

dalam aksi penyegelan yang berlangsung panas ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian bahkan saat polisi diminta untuk membuka paksa penyegelan ini bentrokan pun tak terhindari akibatnya empat orang dilaporkan tewas diterjang peluru aparat dan belasan terluka

meski kondisi kota banggai kabupaten banggai kepulauan (bangkep) sulawesi tengah berangsur-angsur kondisuif namun kantor bupati bangkep dan sejumlah perkantoran yang ada masih disegel warga hingga kamis pagi jumlah korban yang meninggal akibat bentrok aparat dengan massa sebanyak empat orang sedang belasan lainnya mengalami luka-luka

pasca bentrokan aparat dengan massa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa aktifitas pemerintahan di banggai hingga kamis siang masih lumpuh lumpuhnya pemerintahan ini dikarenakan warga masih menyegel sejumlah kantor yang ada penyegelasan kantor oleh massa yang mengatasnamakan forum mondupolian banggai bersatu

jumlah korban jika akibat bentrokan aparat dengan massa di depan polsek banggai di jalan brawijaya kelurahan lompio kecamatan banggai mengakibatkan empat warga tewas keempat warga yang tewas yakni junais (33) alias ais warga kelurahan lompio tewas dipukul dengan popor senjata ardan bambang (58) warga kompleks pasar baru ridwan hi saidia (27) ilham (25) ketiganya terkena tembakan aparat

sementara itu korban luka dari pihak warga sebanyak 11 orang sedang dari aparat berjumlah 12 orang yang terdiri dari 10 anggota polri dan dua orang dari tni selain jatuh korban dan luka-luka akibat bentrokan ini tercatat satu asrama polisi dibakar aparat terpaksa melepaskan tembakan karena warga bertindak anarkis dengan menyerang polsek banggai

kepolisian setempat menyebutkan bentrokan yang terjadi arapat dengan massa yang bertindak anarkis massa yang terprovokasi membawa senjata tajam serta bom molotov kondisi kota banggai saat ini sudah dapat dikendalikan

Baca Selengkapnya..

WARGA LEMPARI RUMAH BUPATI DONGGALA

UNJUKRASA RATUSAN WARGA DONGGALA SULAWESI TENGAH
YANG MENUNTUT PEMEKARAN WILAYAH DI KANTOR DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT SETEMPAT BERBUAH KERICUHAN
KERICUHAN DISEBABKAN DATANGNYA KELOMPOK MASSA YANG
MENENTANG TUNTUTAN WARGA DONGGALA ITU SEBELUMNYA
RATUSAN WARGA INI MENDATANGI RUMAH BUPATI DONGGALA
HABIR PONULELE HINGGA KACA-KACA JENDELANYA HANCUR
BERANTAKAN


RATUSAN WARGA YANG DATANG DENGAN MENUMPANG TRUK INI
KE RUMAH BUPATI DONGGALA HABIR PONULELE DI JALAN
TURURUKA KELURAHAN LOLU PALU SELATAN MENUNTUT
PEMEKARAN WILAYAH MEREKA MENJADI KECAMATAN GAMPIRI
YANG BERADA DI WILAYAH KABUPATEN DONGGALA SULAWESI
TENGAH NAMUN KARENA BUPATI TIDAK SEMPAT MENEMUI
MEREKA RATUSAN WARGA INI PUN MELEMPARI RUMAH PRIBADI
BUPATI TERSEBUT AKIBATNYA KACA-KACA JENDELANYA
HANCUR BERANTAKAN BAHKAN SEBAGIAN POT BUNGA
DIHAMBUR-HAMBURKAN BERUNTUNG POLISI KEMUDIAN
MENGENDALIKAN SITUASI

TIDAK PUAS DI RUMAH BUPATI RATUSAN WARGA INI LALU
MENDATANGI KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DONGGALA DI
JALAN SULTAN HASANUDDIN / PALU SELATAN SEBAGIAN DI
ANTARA MASSA TERLIHAT MEMBAWA PARANG SUMPIT DAN
TOMBAK MEREKA SEBAGIAN BESAR BERASAL DARI WILAYAH
PEGUNUNGAN DONGGALA

SAAT AKSI BERLANGSUNG TIBA-TIBA SEKITAR TIGA PULUH
ORANG PENDUKUNG BUPATI DONGGALA DATANG KE KANTOR
DEWAN KERICUHAN PUN TIDAK DAPAT DIHINDARKAN SALING
MENGANCAM DAN MEMAKI PUN TERJADI KETEGANGAN DENGAN
SALING ANCAM DAN MENGUMPAT BERLANGSUNG HINGGA MASSA
YANG MELAKUKAN AKSI HENDAK PULANG APARAT GABUNGAN
POLRES PALU SERTA BRIMOB POLDA SULTENG DITERJUNKAN
MENGAMANKAN KEDUA BELAH PIHAK

TUNTUTAN RATUSAN WARGA PEGUNUNGAN DONGGALA INI SUDAH
LAMA DISUARAKAN NAMUN SAMPAI KINI PEMERINTAH BELUM
MEMENUHI KEINGINAN MEREKA TERCATAT EMPAT DESA ANTARA
LAIN MARANATA DAN LOMPIO/MEMINTA PEMEKARAN KECAMATAN
BARU YAKNI KECAMATAN GAMPIRI YANG MENJADI BAGIAN
DARI KABUPATEN DONGGALA/SULAWESI TENGAH

Baca Selengkapnya..

Wednesday, March 7, 2007

Poso tegang pasca penahanan

Suasana Poso tegang setelah seorang polisi tewas dikeroyok warga yang mengantar jenazah korban penggerebekan aparat keamanan.

Pengeroyokan ini merupakan dampak aksi polisi yang menggerebek satu rumah Kamis pagi untuk mencari tersangka kerusuhan Poso dan sekitarnya.

Siang harinya, seorang polisi tewas dikeroyok massa yang tengah mengantarkan salah satu jenazah korban penggrebekan ke pemakaman.

Wartawan Radio Al Khairat, Palu Erna Dwi Lidyawati mengatakan, situasi kota Poso sendiri kini tegang akibat kekerasan terbaru ini.

Pelaku utama

Penggrebekan di Gebang Rejo, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota. Poso terjadi Kamis pagi. Peristiwa ini diwarnai insiden penembakan terhadap tersangka yang mencoba melawan.

Polisi akhirnya berhasil menangkap tujuh orang tersangka pelaku kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah.

Dari tujuh tersangka yang ditahan itu, dua diantaranya tewas.

Para tersangka ini adalah bagian dari 29 nama daftar pencarian orang yang diduga sebagai pelaku utama berbagai kerusuhan di Poso dan sekitarnya.

Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Anton Bahrul Alam mengatakan polisi juga menemukan berbagai jenis senjata dan amunisi dalam penggerebekan.

Sayangnya, lanjut Anton, enam orang yang diduga tersangka sempat meloloskan diri dan kini dalam pengejaran aparat kepolisian. Namun, salah seorang tokoh masyarakat Poso, Ustad Adnan Arsal menyayangkan aksi polisi ini yang menurut dia melakukan kesalahan prosedur.

Namun, Kapolri Jendral Sutanto membantah tuduhan itu. Kapolri menegaskan tidak ada warga sipil yang menjadi korban dalam operasi ini dan semua korban tewas adalah para tersangka yang selama ini dicari kepolisian.

Baca Selengkapnya..

Masalah Poso sangat 'kompleks'

Aparat keamanan mengakui masalah Poso sangat kompleks
Wakil Kapolri Komjen Makbul Padmanegara mengatakan, masalah di Poso sangatlah "kompleks" sehingga menyulitkan kerja aparat.

Komjen Makbul Padmanegara dalam jumpa pers hari Rabu, yang khusus membahas masalah kekerasan di Poso, mengatakan, polisi sejak awal telah melakukan langkah persuasif, karena masalah di Poso sangatlah kompleks.

Pertama, kerumitan itu terjadi akibat adanya potensi "dendam" yang masih kuat pada warga kelompok putih [warga muslim].

"Mereka beranggapan bahwa dendam mereka belum terbalas. Karena kalau kita lihat, jumlah korban dari kelompok putih itu lebih banyak," katanya.

Selain itu, juga ada perasaan tidak puas dari kalangan kelompok putih bahwa mereka kurang dilindungi aparat dalam konflik tahun 2000.

'Upaya persuasif'

Menurut Makbul, tanpa upaya persuasif seperti itu, sulit menyelesaikan masalah yang dilatari dendam, konflik agama, dan ketidakadilan.


Mereka beranggapan bahwa dendam mereka belum terbalas. Karena kalau kita lihat, jumlah korban dari kelompok putih itu lebih banyak


Brigjen Makbul Padmanegara

"Mereka beranggapan, korban dari kelompok merah belum imbang," katanya.

Masalah yang terjadi kini, menurut perwira tinggi polisi ini, tidak terlepas dari kejadian kekerasan di wilayah itu, sejak tahun 1998.

Komjen Makbul menambahkan, polisi juga mengalami kesulitan menemukan warga yang bersedia bersaksi, karena "tingginya rasa takut masyarakat".

Di tambahkan, para pelaku juga berlindung di belakang kelompok komunitas agama.

Selain itu, Makbul juga menyebutkan "teror" kepada aparat polisi, kejaksaan dan lembaga pemasyarakat.



Menyanggah

Dua hari setelah kejadian baku-tembak di Poso, Sulawesi Tengah, yang menewaskan 13 orang warga sipil bersenjata dan 1 orang anggota polisi, para pejabat polisi baik di Jakarta maupun Sulawesi Tengah, terus menyanggah tuduhan bahwa aparatnya melakukan kesalahan prosedur dalam insiden insiden kekerasan itu.


Harapan kami masyarakat jangan sampai trauma


Warga Poso

Suara-suara yang menyudutkan langkah polisi itu mulai disuarakan para politisi di DPR, pegiat HAM dan LSM, yang walaupun mendukung langkah tegas aparat, mereka mengkritik langkah aparat yang dianggap kurang mengedepankan langkah persuasif.

Sementara, polisi tetap bersikukuh bahwa korban yang tewas adalah sebagian buron dan warga sipil bersenjata.

Kalau polisi akhirnya bertindak tegas, menurut Makbul, karena bagaimanapun langkah hukum harus ditegakkan utamanya setelah langkah persuasif tidak diindahkan.

Dan aparat polisi sejauh ini tengah memeriksa sedikitnya 24 tersangka, dan mereka terus mengejar para buronan yang belum tertangkap.

Laporan terbaru menyebutkan 2 orang tersangka telah menyerahkan diri, namun menurut pejabat polisi mereka bukanlah tokoh utama buronan.

Beberapa warga Poso mengharapkan polisi mengungkap pelanggaran hukum di wilayah dan menindak orang-orang yang terlibat. "Harapan kami masyarakat jangan sampai trauma," kata seorang warga.

Baca Selengkapnya..

Tuesday, March 6, 2007

Potong Ayam Putih, Kesurupan pun Reda

Palu - Tidak kurang dari 27 Siswi SMU Negeri 1 Dolo, Donggala, Sulawesi Tengah mengalami kerasukan saat upacara sekolah Senin (5/3) pagi. Karena berlangsung hingga siang dan mengganggu aktivitas belajar, pihak sekolah terpaksa memulangkan seluruh siswa siswinya. Kerasukan baru reda, setelah seorang paranormal memotong ayam putih di halaman sekolah.

Kerasukan pertama kali dialami seorang siswi bernama Ratna Yunila. Saat kerasukan, terlihat ia mengibaskan tangannya mengusir sosok asing yang Mengganggunya. Tentu saja, para guru dan teman-temannya yang lain tidak melihatnya. ia terus meronta-ronta dan menangis, meski seorang paranormal yang didatangkan pihak sekolah sudah berusaha mengobati Ratna.

Lalu tidak berapa lama/salah seorang temannya Indri, juga mengalami kerasukan. Teriakannya lebih keras daripada Ratna, ia lalu digotong beramai-ramai ke ruangan kelas. Lalu, dari Ratna terungkap pengakuan. Katanya, makhluk-makhluk halus di sekitar sekolah mereka merasa terganggu. Mereka juga merasa lapar dan ingin meminta makanan.

Rupanya, sang paranormal paham apa maksudnya. Tidak lama kemudian ia pun memotong ayam putih. Kata dia itu untuk memberi makan makhluk-makhluk halus di sekitar sekolah mereka. Setelah itu kerasukan pun mereda. Namun, karena sudah mengganggu aktivitas belajar, para siswa dan siswi sekolah menengah umum itu pun terpaksa dipulangkan.

Sementara ayam putih yang telah dipotong tadi dibawa pulang. Apalagi kalau bukan untuk dimasak gulai. Mumpung gratis. Ada-ada saja makhluk halus dan paranormal itu.***

Baca Selengkapnya..

Polisi Tetapkan Lima Tersangka

Palu – Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah telah menetapkan lima tersangka terkait penyegelan kantor-kantor pemerintahan di Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan yang berujung bentrok dan mengakibatkan empat warga tewas.

Penetapan tersangka tersebut setelah Senin (6/3/2007) siang kemarin tim penyidik Polda Sulteng dan Polres Bangkep mengadakan rekonstruksi bentrok yang mengakibatkan empat warga setempat tewas tertembak Polisi.

Kepolisian juga sudah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus yang melumpuhkan pemerintahan hingga dua pekan tersebut.

Kepala Sub Bidang Publikasi Hubungan Masyarakat Polda Sulteng Komisaris Polisi Heddy Tri Pranoto menyatakan penetapan tersebut berdasarkan pemeriksaan empat saksi. Mereka yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Is, As, Fa, Ia dan Yt.

“Itu baru pada kasus penyegelan kantor-kantor pemerintahan. Sementara untuk kasus penyerangan Kantor Polsek setempat sampai saat ini belum ada tersangka yang ditetapkan,” kata Heddy di Kantor Polda Sulteng, Selasa (6/3) pagi.

Terkait kasus penyerangan kantor Polsek, menurutnya, Polisi hingga saat ini sudah memeriksa 16 saksi. Saat ini, untuk memastikan keamanan di Banggai, Polisi telah mengerahkan 255 personil aparat gabungan Polri dan TNI.

Saat ini, situasi Kota Banggai mulai pulih kembali. Meski demikian sejumlah sekolah masih tertutup lantaran sejak kemarin guru-guru setempat difasilitasi oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan sikap untuk mogok mengajar hingga gaji mereka dibayarkan.

Tujuh Kesepakatan

Untuk menyelesaikan kemelut pemindahan ibukota Bangkep dari Banggai ke Salakan, Senin kemarin, Gubernur Sulteng HB Paliudju, Ketua DPRD Sulteng Murad U Natsir, Danrem 132 Tadulako Kolonel Infanteri Husein Malik dan Bupati Banggai Irianto Malinggong telah mengadakan pertemuan dengan kelompok masyarakat Banggai dan Salakan.

Pertemuan tersebut digelar di Luwuk (jarak perjalanan laut semalam dari Banggai—red). Dari pertemuan yang tertutup untuk wartawan tersebut, dihasilkan tujuh butir kesepakatan untuk menyudahi kemelut politik yang telah memakan korban tersebut.

Tujuh butir kesepakatan itu antara lain, menyatakan bahwa masyarakat Banggai mendukung penyelenggaraan pemerintahan dengan dibukanya kantor-kantor pemerintahan yang sebelumnya disegel.

Yang menarik, salah satu kesepakatan itu memuat keinginan kelompok masyarakat untuk judicial review Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pemekaran Bangkep.

“Judicial review ke Mahkamah Konstitusi dapat dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Sulteng. Hal itu terkait dengan usulan sejumlah kelompok masyarakat yang menginginkan pemekaran Kabupaten Banggai Kepulauan,” urai Gubernur Sulteng HB Paliudju usai pertemuan tersebut.***

Baca Selengkapnya..

Kapolda Sulteng Janji Tindak Polisi Penembak Warga

Banggai – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Badrodin Haiti menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam aksi menolak pemindahan ibukota Banggai Kepulauan. Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas jika diketahui Polisi melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tersebut.

“Kalau masyarakat bersalah, kami akan menindaknya sesuai hukum yang berlaku. Demikian pula kalau aparat yang salah, saya akan tindak tegas polisi itu sesuai ketentuan pula,” tandas Badrodin saat dihubungi SH.

Situasi Banggai, Sabtu (3/3) ini mulai membaik. Meski sejumlah kantor-kantor pemerintahan masih disegel dan sejumlah sekolah diliburkan.

“Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal. Tidak ada juga lagi massa berkumpul seperti kemarin. Namun masyarakat tetap menuntut, Ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan tetap di Banggai,” kata Ahmad Buluan, Ketua Forum Mondulian Banggai Bersatu (FMBB).

Sementara itu, Perhimpunan Bantuan Hukum Rakyat (PBHR) Sulawesi Tengah mengecam tindakan aparat yang melakukan pengamanan aksi massa hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

“Pernyataan Kapolda atau siapapun pejabat berwenang Kepolisian bahwa langkah Polisi melakukan pengamanan hingga timbul korban jiwa itu sudah sesuai prosedur adalah pernyataan ironis. Memangnya jika sesuai priosedur harus ada yang terbunuh,” tekan Rasyidi Bakri, Ketua PBHR Sulteng.

Menurutnya Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pemekaran tersebut memicu konflik.

“Tidak ada penjelasan dan sosialisasi yang memadai kepada masyarakat soal pasal-pasal dalam undang-undang itu. Itu benar-benar memicu konflik,” imbuh Rasyidi.

Sementara itu, saat ini Bupati Bangkep Irianto Malinggong dan sejumlah pejabat pemerintahan tetap berkantor di Salakan. Tidak ada lagi aktivitas pemerintahan berlangsung di Kota Bangggai.***

Baca Selengkapnya..

Kejaksaan Tahan Juru Bayar Pemkab Donggala

Palu – Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah bergerak cepat menuntaskan kasus korupsi dana non-APBD dan APBD Donggala tahun 2006. Satu demi satu tersangka korupsi yang merugikan Negara tidak kurang dari Rp90 miliar itu dikerangkeng. Kamis (1/3) malam Kejaksaan menahan Dg Malino, juru bayar Pemkab Donggala menyusul mantan Bendahara Umum Yahya yang ditahan sebelumnya.

Malino diperiksa selama 27 jam dan setelahnya Kejaksaan menetapkannya sebagai tersangka. Saat ini, Malino ditahan di Rumah Tahanan Negara Klas II Palu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Penerangan Hukum Kejati Sulteng Hasman AH menyatakan bahwa bersama Malino, mereka juga menyita 39 buku cek dan sejumlah ATM dari berbagai bank yang diduga digunakan tersangka dalam korupsi tersebut. Selain itu Kejaksaan juga menyita sebuah sepeda motor jenis Suzuki Shogun dan dua mobil yang diduga dibeli tersangka dari uang hasil tindak pidana korupsi, satu mobil Toyota Kijang dan satu Toyota Yaris.

“Kami juga sudah menyampaikan kepada Gubernur Bank Indonesia untuk memblokir sejumlah rekening yang dimiliki tersangka Daeng Malino dan Yahya. Kami berharap masih banyak uang Negara yang bisa diselamatkan,” ujar Hasman.

Dalam waktu dekat ini, Kejaksaan juga akan menyita kekayaan para kontraktor yang menjadi rekanan Pemkab Donggala. Mereka juga diduga terkait dengan korupsi dana APBD tersebut.

Dari data yang dikumpulkan di Kejaksaan, kekayaan para kontraktor yang akan disita adalah satu unit mobil Mitsubhisi Strada milik Ahmad Malik Lamarauna, mobil Suzuki Escudo milik Alfian serta sejumlah mobil, sepeda motor dan rumah kontrak milik Moh Zain alias Cipe.

Jumat (2/3) Kejaksaan menjadwalkan kembali memeriksa sejumlah saksi terkait kasus ini. ***

Baca Selengkapnya..

Banggai Masih Mencekam, Warga Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Banggai – Hingga Jumat (2/3), Situasi Kota Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah masih mencekam. Warga menaikan bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda berduka atas meninggalnya empat warga akibat bentrok dengan Polisi, Kamis (1/3) kemarin. Sementara 13 orang lainnya saat ini masih di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai dan Luwuk.

Kamis kemarin tiga korban tewas akibat ditembak Polisi, yakni Junais (33), Ardan Bambang (58) dan Ridwan Saidi (27) sudah dimakamkan di pemakaman umum setempat. Sementara korban Ilham (25) akan dimakamkan hari ini.

Kepala Kepolisian Resor Banggai Kepulauan AKBP M Nazli menyampaikan permohonan maaf atas jatuhnya korban jiwa dalam bentrokan itu. Ia berjanji akan menindak anggota Polisi yang melakukan penembakan hingga menewaskan sejumlah warga tersebut.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Komisaris Besar I Nyoman Sindra ang sejak kemarin petang berada di Banggai menyatakan bahwa situasi keamanan di Banggai berangsur membaik meski kantor-kantor pemerintahan masih disegel warga.

Ia juga menyampaikan bahwa sesuai data yang ada korban tewas berjumlah empat orang, lalu yang luka-luka sejumlah 23 orang. Rinciannya sebanak 11 orang adalah anggota Polisi dan 12 lainna warga sipil.

“Kami sudah melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan semua pihak sudah bersepakat untuk bisa menjaga keamanan di Banggai,” ujar Sindra.

Sementara itu, Ketua Forum Mondulian Banggai Bersatu (FMBB) Ahmad Buluan menyayangkan sikap Bupati Irianto Malinggong yang sampai kini belum juga mengeluarkan pernyataan resminya atas kemelut di Banggai.

“Sampai detik ini, batang hidungnya tidak kelihatan di Banggai, bagaimana kami bisa memercayai kepemimpinanna,” kata Ahmad.

Ahmad mengancam akan terus melakukan penyegelan kantor-kantor pemerintahan sampai Bupati dan jajarannya kembali berkantor di Banggai.

Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju direncanakan akan segera melaporkan kemelut politik di Banggai itu kepada Menteri Dalam Negeri M Ma’ruf. Bahkan jika memungkinkan akan ada pemekaran wilayah untuk meredam konflik.

“Untuk sementara ini, Gubernur sudah menginstruksikan agar Bupati dan jajarannya bisa kembali berkantor di Banggai untuk menghindari konflik terbuka,” jelas Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Sulteng Jethan Towaki.***

Baca Selengkapnya..

Monday, March 5, 2007

Banggai Rusuh, Empat Tewas dan 26 Luka-luka




Bangkep – Suasana Kota Banggai, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah masih mencekam menyusul tewas tertembaknya empat orang warga saat terjadi bentrok dengan Polisi di depan Kantor Kepolisian Sektor setempat, Rabu (28/2) kemarin. Bentrok tersebut bermula dari upaya paksa Polisi membuka Kantor Bupati Bangkep setelah sepekan lebih disegel warga. Mereka kemudian melakukan penyerangan ke Polsek setempat bersenjatakan parang, tombak, bambu runcing, batu dan bom Molotov. Selain mengakibatkan korban jiwa, bentrok tersebut mengakibatkan satu asrama polisi terbakar.

Warga yang tewas diketahui bernama Junais (33), Admar Bambang (58), Ridwan Saidia (27), Ilham (25). Saat ini sekitar 26 korban luka-luka sebagian besar di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai Kepulauan.

Direncanakan, empat orang warga yang tewas dalam bentrokan itu, Kamis (29/2) ini akan segera dimakamkan keluarganya.

Ahmad Buluan dari Forum Mondupolian Banggai Bersatu (FMBB) menyatakan bahwa Polisi sudah bertindak gegabah. Massa melakukan perlawanan karena terpancing dengan ulah polisi yang membuang tembakan peringatan.

“Polisi melakukan tindakan inprosedural. Mereka tidak pentungan pentungan ketika memukul, tapi balok kayu. Kenapa mereka tidak pakai pentungan rotan, tidak memakai tameng dan gas air mata. Kemudian rata-rata yang tewas itu ditembak di kepala, itu sama dengan pembunuhan,” kata Ahmad.

Ahmad juga meminta agar bantuan 75 personil keamanan dari Kesatuan Brimob Polda Sulteng dapat bekerja efektif dan sesuai prosedur.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Banggai Komisaris Polisi M Ikbal menyatakan bahwa seorang warga luka akibat dipukuli dan tiga lainnya terkena tembakan.

Menurut Ikbal, massa melakukan aksi anarkis dengan menyerang Polisi, lalu aparat melepaskan tembakan peringatan yang dibalas warga dengan lemparan batu dan bom Molotov.

“Saat ini, situasi berhasil kami kendalikan. Polisi sudah melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik rawan. Kami juga sudah menggalang sejumlah tokoh-tokoh pemuda dan masyarakat setempat untuk meredam situasi ini,” kata Ikbal.

Bentrok tersebut bertepatan dengan dialog soal pemindahan ibukota Kabupaten Banggai dari Kota Banggai ke Salakan yang dimediasi Kapolres Banggai AKBP M Nazli. Dialog tersebut mempertemukan sejumlah tokoh adat untuk menyatukan pendapat tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pemekaran Kabupaten Banggai. Namun di saat dialog masih berlangsung, bentrok tersebut terjadi.

Bupati Banggai Kepulauan Drs Irianto Malinggong MM menyesalkan kejadian itu. Ia berharap masyarakat bisa taat pada hukum yang berlaku.

“Saya meminta kepada Kapolda Sulteng Brigjen Badrodin Haiti untuk turun tangan mengawal realisasi UU Nomor 51 Tahun 1999 itu,” tandasnya.***

Baca Selengkapnya..

Duka Cita

Kami sampaikan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam polemik Politik pemindahan Ibukota Banggai Kepuluauan, Sulawesi Tengah dari Banggai ke Salakan. Semoga arwah mereka diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Baca Selengkapnya..

Banggai Kepulauan Rusuh, Satu Warga Tewas dan 10 Tertembak Polisi

Banggai Kepulauan, Indonesia – Satu warga tewas dipukuli polisi dan 10 warga lainnya dalam kondisi kritis terkena tembakan polisi. Menyusul bentrok antara polisi dengan warga dalam aksi penolakan pemindahan ibukota Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah dari Kota Banggai ke Salakan, Rabu (28/2).

Insiden tersebut bermula Rabu (28/2) pagi sekitar pukul 07.00 WITA. Saat itu ribuan warga tengah melakukan aksi di depan Kepolisian Sektor Banggai. Mereka memprotes pemindahan ibu kota tersebut. Suasana saat itu sudah mulai memanas karena ribuan warga yang melakukan aksi demo itu membawa senjata tajam berupa parang, tombak dan bambu runcing. Sebelumnya sejak Selasa (21/2) pekan lalu warga menyegel Kantor Bupati, Kantor DPRD dan sejumlah kantor pemerintahan lainnya.

Entah bagaimana saat Waka Polres Banggai Kompol Mohammad Iqbal tengah melakukan negosiasi dengan warga untuk membuka blokade yang dipasang di kantor-kantor pemerintahan, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan yang dilakukan oleh polisi.

Ribuan massa yang tadinya menggelar aksi itu langsung kocar-kacir, dan sebagian warga melakukan perlawanan terhadap polisi. Yang mengakibatkan salah seorang warga bernama Junais tewas dianiaya polisi. Sementara satu warga lainnya bernama Iwan hingga kini kondisinya kritis tertembak oleh polisi.

Saat ini situasi makin tidak terkendali, masyarakat melakukan perlawan kepada polisi. Mereka melempari polisi dengan batu dan bom Molotov. Perlawanan warga makin memuncak saat ambulance yang membawa jenazah korban Junais kaca belakangnya pecah ditembak polisi.

“Kami lari bersembunyi daripada menjadi sasaran amuk warga,” aku Fadli, warga setempat.

Kapolres Banggai AKBP M Nazli menyayangkan warga yang berbuat anarksis. Mereka melempari Polisi dengan menggunakan bom Molotov dan senjata tajam.

Sebelumnya, kabupaten ini merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Undang- Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi daerah otonom. Kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep). Lima tahun pertama ibukota Kabupaten berada di Kota Banggai kemudian dipindahkan ke Salakan, hal inilah yang memicu konflik tersebut.

Luas wilayahnya ± 22.042,56 km2 dengan rincian: daratan 3.160,46 km2 dan wilayah laut 18.828,10 km2 . Kabupaten Banggai Kepulauan adalah merupakan satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Tengah yang merupakan “Kabupaten Maritim” yaitu terdiri dari 123 Pulau, dengan rincian 5 pulau sedang dan terdiri dari yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km2), Pulau Banggai (268 km2)), Pulau Bangkurung (145 km2), Pulau Salue Besar (84 km2), Pulau Labobo (80 km2) dan 118 pulau-pulau kecil.

Sesuai sensus penduduk tahun 2000, penduduk yang sehari-hari menggeluti perikanan 8.299 jiwa, sedangkan sebagian petani merangkap menjadi nelayan. Saat lahan pertanian tak lagi membutuhkan banyak tenaga, mereka biasanya melaut mencari ikan. Total penduduknya tidak kurang dari 156.000 ribu jiwa. ***

Baca Selengkapnya..

Perempuan-Perempuan Perkasa Pemecah Batu



INI kisah tentang para perempuan perkasa di aliran Sungai Buluri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ya, para perempuan perkasa, sebab mereka adalah perempuan pemecah batu. Di saat beban kehidupan makin menghimpit mereka terus bergulat di bawah terik matahari Kota Palu yang menyengat, mencari sesuap nasi buat keluarganya. Sayang jeratan para calo pemesan batu menjerat mereka. Sementara tidak ada yang mampu mendengar jeritan derita mereka.

Perempuan-perempuan pemecah batu itu hidup di bawah himpitan beban ekonomi dan jeratan para calo. Bayangkan saja, mereka harus bekerja mulai pukul 05.30 pagi sampai pukul 17.30 petang setiap hari.

Harga kebutuhan pokok, utamanya beras, misalnya benar-benar membuat mereka makin menderita. Terkadang keluarganya terpaksa hanya makan talebe, penganan tradisional yang terbuat dari beras dicampur tepung jagung, yang kandungan tepung jagungnya lebih banyak.

Salah seorang di antaranya adalah Halidja. Ibu satu anak ini mengaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak tanah dan kebutuhan pokok lainnya sangat sulit. Apalagi pendapatan sehari-harinya sebagai pemecah batu tentu tak bisa menutupi kebutuhan keluarganya. Sementara harga beras saja sudah mencapai Rp 5000 per liter. Coba bandingkan dengan pendapatkan mereka yang hanya Rp 6000 –Rp 7000 per minggu. Artinya dalam sehari hanya mendapat Rp10.000. Itupun jika banyak pesanan dari pemborong bangunan. Bayangkan jika dalam seminggu tidak ada pesanan, jadilah batu-batu yang mereka kumpulkan teronggok percuma.

Simak penuturan Halidja, perempuan berusia 38 tahun ini, tentang beban ekonomi yang menghimpit kehidupannya:

“Coba lihat batu-batu itu, sudah seminggu tidak ada yang ambil. Tapi saya sabar saja sampai ada yang membelinya,” aku Halidjah.

Perempuan paruh baya itu mengaku sudah bekerja sebagai pemecah batu sejak dari tahun 1985 hingga sekarang. Keinginannya untuk merubah nasib sudah pernah ia lakukan, semisal dengan menjual ikan di pasar tradisional terbesar di Kota Palu, namun sayang ia selalu tergusur oleh penjual besar. Akhirnya ia kembali lagi sebagai pemecah batu.

Soal makan talebe juga diceritakan perempuan ini. Ia membuat talebe jika tidak mampu membeli beras.

“Kalau dijadikan talebe, kita bisa menghemat pengeluaran untuk membeli beras, karena harga tepung jagung hanya Rp 2.000 per kilogram. Kalau ada uang lebih saya juga beli jagung pipil supaya talebenya lebih enak dimakan,” tuturnya, sambil sesekali memecah batu di depannya.

Sementara suaminya, Amin, 58 tahun yang bekerja sebagai buruh bangunan pendapatannya tentu tak seberapa.

Kisah serupa juga dialami Aida, 45 tahun. Perempuan pemecah batu itu juga mengaku kesulitan membeli kebutuhan hidup sehari-harinya, utamanya beras yang harganya makin melambung.

Saat ditemui di sebuah siang yang terik ia terlihat marah-marah kepada pemesan batu yang berhari-hari tidak mau mengambil batu-batu yang sudah dipecahkanya dengan susah payah.

“Mereka ini keterlaluan, sudah berapa hari batu saya tidak diambil. Ini karena ada calo-calonya,” kata Aida.

Soal calo, ada cerita dari Halidjah. Katanya para calo ini memungut Rp 10 ribu jika mereka ingin batunya dibeli oleh pemesan. Jika tidak mau mengeluarkan uang semacam jatah preman itu, mereka bakal pulang gigit jari dengan kantong kosong.

“Kami terpaksa menerima saja, soalnya mereka kenal banyak dengan para pemesan batu, sementara kami cuma tahu memecah batu lalu menjualnya,” ungkap Halidjah.

Di tengah kondisi itulah mereka makin menderita. Hidup di antara himpitan ekonomi dan jeratan para calo pemesan batu sementara mereka tak tahu hendak mengadu ke mana. Adakah Anda bisa merasakan derita mereka?***

Baca Selengkapnya..